Tetenger Mpu Bharada Kediri
Tetenger Mpu Bharada di Kediri adalah bangunan yang bentuknya menyerupai sebuah pura bergaya Bali yang berjarak sekitar 550 meter saja dari lokasi Pamuksan Sri Aji Joyoboyo di Kediri, Jawa Timur. Namun tetenger Mpu Bharada ini justru secara tidak sengaja terlihat ketika melewatinya setelah berkunjung ke Sendang Tirta Kamandanu.
Sebenarnya ketika pertama kali melihatnya saya tidak tahu pasti apa sebenarnya bangunan bergaya pura itu, namun tertarik dengan ornamen bangunannya yang indah. Setelah turun dari kendaraan lalu masuk ke dalam bangunan itu dan bertemu dengan penjaganya, dari orang itulah saya tahu bahwa bangunan itu dimaksudkan sebagai Tetenger Mpu Bharada.
Mpu Baharada adalah bungsu dari lima bersaudara, putera dari Mpu Lampita, pendeta Buddha yang mumpuni. Keempat kakaknya adalah Mpu Gnijaya, Mpu Semeru, Mpu Ghana, dan Mpu Kuturan. Jika kesemua kakaknya pergi ke Bali pada sekitar tahun 1000-an, maka Mpu Bharada tetap tinggal di Jawa. Ia mempunyai putra laki-laki bernama Mpu Bahula.

Sebuah arca terbuat dari batu gunung dengan raut wajah yang teduh ini saya jumpai di dalam kompleks Tetenger Mpu Bharada. Arca ini tampaknya merupakan penggambaran bagi wujud Mpu Bharada. Sang arca diletakkan dalam posisi berdiri di atas pondasi batu berbentuk silindris, yang berada di tengah sebuah kolam kecil berdenah segi empat.
Arca Mpu Bharada dikerjakan dengan halus. Ada ornamen penutup kepala elok, hiasan telinga, rambut ikal, tasbih di tangan kanan dan tangan kirinya memegang suatu benda, mungkin kendi. Meski Mpu Bharada beragama Buddha, namun ia menjadi guru sekaligus penasehat terpercaya Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan yang menganut agama Hindu.
Penampakan bangunan Meru yang berada di dalam kompleks Tetenger Mpu Bharada. Meru adalah tempat pemujaan untuk Istadewata, bhatara-bhatari yang melambangkan gunung Mahameru, gunung suci sebagai istana para dewa dan roh suci leluhur. Di bagian depannya terdapat dua arca naga dan raseksi dengan mata besar dan gigi bertaring tajam.
Atap Meru ini dibuat bertingkat lima. Bagian puncak berbentuk segi empat dengan bagian atas sedikit melebar. Jumlah atap Meru biasanya ganjil, yang melambangkan patalaning bhuwana dan pangalukuan dasaksara. Bagian disebut bebaturan, bagian kedua di atas bebaturan disebut gedong, dan bagian ketiga atap atau kereb yang bertingkat-tingkat.

Di bagian lain yang berdekatan terdapat susunan batu gunung bertumpuk yang menyerupai sebuah altar pemujaan. Di bagian puncaknya terdapat batu cukup besar yang meruncing di bagian atas dengan relief berupa tulisan empat baris huruf tradisional Jawa Bali. Pada meja batu di tengah terdapat batu silindris berlubang untuk meletakkan batang hio.
Pemandangan pada gapura paduraksa pada Tetenger Mpu Bharada Kediri yang berbentuk persegi dengan ornamen dedaunan pada dindingnya. Gapura paduraksa adalah bentuk gapura yang bagian atasnya menyatu, sedangkan jika terpisah disebut candi bentar. Pohon kamboja yang tengah berbunga ikut memperindah kompleks Tetenger Mpu Bharada ini.
Nama Mpu Bharada disebut dalam Serat Calon Arang sebagai tokoh yang dengan siasatnya berhasil mengalahkan Calon Arang, seorang janda sakti dari Desa Girah yang secara telengas menebar teluh dan menimbulkan banyak korban di kalangan rakyat banyak. Mungkin karena itu di Kediri juga ada tempat yang disebut Petilasan Calon Arang.
Adalah Mpu Bharada yang ditugaskan Airlangga untuk membagi Kahuripan menjadi Janggala dan Kadiri sebelum lengser menjadi pendeta, lantaran puteri mahkota Dewi Kilisuci memilih menyepi di Gua Selomangleng. Mpu Tantular, penyusun Kakawin Sutasoma di mana di dalamnya tercantum frasa “Bhinneka Tunggal Ika”, adalah cucu dari Mpu Bharada.
Tetenger Mpu Bharada Kediri
Alamat: Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Lokasi GPS: -7.77657, 112.07768. Tempat Wisata di Kediri, Peta Wisata Kediri,
0 komentar :
Posting Komentar